komentator >< *komentar(tok)

Seorang anak muda sedikit sableng menyodorkan sekrinsut yang menarik pada saia malam ini, sambil berkata..
Pakdhe.. Akhirnya saya tahu sampeyan kie kemana saja selama ini. Ternyata sampeyan swibuk mosting komentar di politikana.com ya ?” ujar anak muda ini nyerocos.

Semprul banget anak muda ini ngikutin saia kemana-mana. Asem tenan.. batin saia. Ndak bisa di tilap babar blas. Yo wis.. saya terima sekrinsutnya dan saia bingkai rapi jali dalam berkas tulisan saya dibawah ini :

komentator Dengan malu-malu saya melihat sederatan nama saia tertuliskan disana. Huh.. sebuah otokritik yang keras dari pemuda sableng itu membuat saia berfikir, bahwa sebenarnya memang saia ini lebih suka berkomentar ketimbang menuliskan apa-apa yang menjadi pikiran saia.

Mentalitas saia memang saat ini masih dalam tarap komentator saja (mungkin) di politikana. Melihat para sepuh dan pinisepuh dunia blog dan dunia jurnalistik berkumpul dan menyenandungkan nada politik negeri tercinta endonesa raya ini, membuat saya tergelitik untuk ikutan bersenandung.

Semoga bukan nada sumbang yang saya suarakan. Semoga bukan nada sunyi tak berbunyi yang saya keluarkan.

dan semoga panjenengan bukan terus jadi komentator, bahkan ndak bakalan jadi komentar-thok dalam masalah-masalah yang ginian lho pakdhe..” ujar pemuda sableng itu.

“Wela… dalah… makin semprul aja pemuda gendheng satu itu.. Awas tak pecat jadi presiden endonesa kwapok !!” ujar saia mengusir dirinya jauh2 kelubuk hati saia. Sambil ngakak, diapun berlari menyelinap dalam sel-sel kepala saia.

Ah.. ternyata dalam kemangkelan saia sekalipun, dalam kesedihan saia sekalipun, saia masih saja berharap dia tetap jujur mengawasi hidup dan langkah saia. Dan semoga dia menjadi presiden kelak.

hoi.. pakdhe.. mbok ya jangan ngomong politik saja.. Nyumpahin kok berbau sarkastik sih..” teriaknya dari ujung lubuk hati saia..

“Asem.. semprul..!!”

Malang, Medio 28 Maret 2009, iseng membaca dan berkomentar (dan semoga ndak komentar(tok : saja, jawa red) di wahananya para pinisepuh.

...terbaca 273 kali...